Trauma pascakelahiran juga terjadi pada ayah?
Main Article Content
Abstract
Banyak studi memfokuskan pada trauma pascakelahiran yang dialami oleh Ibu. Akan tetapi posisi Ayah yang juga rentang terhadap trauma serupa seakan tidak banyak mendapat perhatian yang semestinya. Penelitian ini mencoba untuk mengangkat tema Ayah dengan trauma pascakelahiran menggunakan dua studi. Studi pertama ingin membuktikan klaim penulis bahwa terdapat perbedaan persepsi dan sikap prososial terhadap Ayah (Vs. Ibu) yang mengalami trauma pasca kelahiran. Ayah dihipotesiskan akan lebih sedikit mendapatkan bantuan dari pada Ibu dengan kondisi yang sama, serta penulis juga mengasumsikan hegemonic masculinity sebagai alasan dibalik fenomena tersebut. Sementara pada studi dua, penulis ingin memastikan kembali klaim tersebut, dan mengusulkan pendekatan human nature sebagai solusi dalam meningkatkan persepsi dan sikap utuk menolong Ayah dengan trauma pascakelahiran. Studi satu melibatkan 67 partisipan, dan pada studi dua melibatkan 215 partisipan. Desain penelitian eksperimen digunakan serta penulis juga memanfaatkan uji analisis independent t-test (studi 1) dan mixed anova (studi 2). Hasil penelitian ini menguatkan asumsi penulis bahwa hegemonic masculinity memiliki peran yang kuat terhadap persepsi yang timbul bahwa Ibu dengan trauma pascakelahiran lebih layak mendapatkan bantuan, dibandingkan dengan Ayah dengan trauma pascakelahiran. Serta tidak ditemukan perbedaan pada setiap kelompok human nature (human is good vs. evil vs. neither good nor evil) pada persepsi dan sikap menolong.
Kata kunci: hegemonic masculinity, ayah dengan trauma pascakelahiran